Maroko Ditahan Imbang Mali 1-1 di Piala Afrika 2025, Masalah Konsistensi Jadi Sorotan
ITEWAHYU.MY.ID - Tekanan mulai terasa di kubu Timnas Maroko pada gelaran Piala Afrika 2025.
Setelah meraih kemenangan pada laga pembuka melawan Komoro, Singa Atlas gagal melanjutkan tren positif usai ditahan imbang Mali dengan skor 1-1 pada pertandingan kedua fase grup.
Hasil ini menimbulkan tanda tanya besar terkait konsistensi permainan anak asuh Walid Regragui, khususnya dalam menjaga intensitas selama 90 menit penuh.
Dominasi Tanpa Ketajaman
Bermain di Stadion Pangeran Moulay Abdellah, Rabat, Maroko tampil dominan dalam penguasaan bola, mirip dengan laga sebelumnya.
Dukungan penuh suporter tuan rumah menambah motivasi, terlebih kehadiran bintang Prancis Kylian Mbappé yang tampak di tribune mengenakan jersey Achraf Hakimi.
Namun, dominasi tersebut tidak sepenuhnya berbuah efektivitas.
Alur serangan Maroko kerap terlihat menjanjikan, tetapi kesulitan menembus pertahanan disiplin Mali.
Penyelesaian akhir menjadi masalah utama yang kembali muncul.
Brahim Diaz Jadi Penyelamat Sementara
Ayoub El Kaabi, yang tampil gemilang pada laga pertama, kali ini tidak mendapatkan ruang bebas dan mampu diredam lini belakang Mali.
Ismaël Saibari sempat memperoleh dua peluang emas, tetapi gagal memaksimalkannya.
Kebuntuan akhirnya dipecahkan oleh Brahim Diaz.
Penyerang Real Madrid itu kembali menunjukkan perannya sebagai pembeda setelah sukses mengeksekusi penalti akibat handball di kotak terlarang pada menit ke-45+5.
Gol tersebut membawa Maroko unggul hingga turun minum.
Babak Kedua Jadi Titik Balik
Memasuki babak kedua, permainan Maroko justru mengalami penurunan. Intensitas berkurang, sementara Mali tampil lebih berani dan agresif.
Situasi memanas menjelang menit ke-60 setelah terjadi adu argumen antara Brahim Diaz dan Gaoussou Diarra.
Tak lama berselang, kesalahan fatal terjadi ketika Jawad El Yamiq melakukan pelanggaran di area penalti.
Lassine Sinayoko yang maju sebagai eksekutor sukses menyamakan kedudukan, mengubah momentum pertandingan.
Sejak gol tersebut, tekanan beralih sepenuhnya ke Maroko. Ketegangan terlihat jelas di lapangan maupun di tribune, mencerminkan beban besar sebagai tuan rumah turnamen.
Evaluasi Terbuka dari Para Pemain
Gelandang Maroko, Azzedine Ounahi, mengakui timnya belum tampil konsisten sepanjang pertandingan.
“Kami bermain cukup baik di babak pertama, solid dalam bertahan dan menciptakan peluang. Namun di babak kedua, kami kehilangan kendali permainan,” ujarnya kepada BeIN Sports.
Menurut Ounahi, laga ini menjadi pelajaran penting bahwa pertandingan tidak cukup dimainkan hanya dalam satu babak.
Tantangan Berat Menanti
Hasil imbang ini membuat Maroko belum sepenuhnya aman di fase grup. Mereka kini harus meraih hasil maksimal pada laga ketiga melawan Zambia, yang dipastikan tampil tanpa beban.
Walid Regragui dihadapkan pada pilihan penting: melakukan rotasi pemain untuk menyegarkan tim, atau mempertahankan komposisi sambil memperbaiki pendekatan taktik.
Satu hal yang jelas, Maroko perlu segera menemukan stabilitas permainan jika ingin melangkah jauh di turnamen ini._*_
sumber:eurosport
